Selasa, 29 Juni 2010

akit kepala serta migrain
Daya tahan tubuh bisa menurun karena stres lalu memicu migrain menurut Todd Schwedt, MD, direktur pusat sakit kepala di Washington University. Untuk menghindarinya, pastikan pola makan dan tidur dalam sepekan selalu terjaga.

Kram yang sangat sakit

Ketidakseimbangan hormon saat stres bisa mengakibatkan kram yang sangat menyakitkan, terutama pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2 kali lebih besar karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi. Olahraga secara teratur dapat mencegahnya.

Sakit di sekitar mulut

Rahang terasa nyeri merupakan tanda bahwa stres tengah melanda. Tanpa disadari, gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stres dan memicu tekanan berlebih di pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi saat tidur malam.

Jarang bermimpi saat tidur
Mimpi terbentuk secara bertahap, sehingga butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit terjadi saat sedang stres, sebab tidurnya menjadi tidak nyenyak. Jika sering terjaga tengah malam, maka proses terbentuknya mimpi akan terganggu.

Gusi berdarah
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stres meningkatkan risiko penyakit periodontal (gigi dan mulut) pada seseorang. Meningkatnya hormon kortisol saat stres akan melemahkan sistem imun, dan memudahkan infeksi bakteri ke dalam gusi.

Jerawat dimana-mana
Profesor dermatologi dari Wake Forest University, Gil Yosipovitch, MD mengungkap bahwa stres meningkatkan risiko inflamasi termasuk di wajah. Untuk mencegah munculnya jerawat, oleskan pelembab dan lotion yang mengandung asam salisilat saat stres.

Ingin makan yang manis-manis
Jika wanita menjadi ingin makan cokelat saat akan menstruasi, ini bukan disebabkan hormon progesteron. Penelitian di University of Pennsylvania membuktikan, saat menopause sekalipun wanita tetap mengalami gejala itu. Penelitian tersebut mengungkap, sesungguhnya penyebab ingin makan yang manis-manis adalah stres.

Kulit gatal-gatal
Sebuah penelitian di Jepang mengungkap, orang yang mengalami pruritis (penyakit kulit yang dicirikan oleh gatal-gatal kronis) 2 kali tebih rentan mengalami stres. Namun penelitian tersebut juga mengungkap hal yang sebaliknya, bahwa stres itu sendiri juga bisa mengaktifkan sejumlah serabut syaraf yang memicu sensasi gatal.

Alergi yang lebih parah dari biasanya
Menurut sebuah penelitian di Ohio State University tahun 2008, pikiran gelisah dan tidak tenang dapat memperparah kondisi pada penderita alergi. Hormon stres diyakini memicu produksi imunoglobulin E (IgE), yakni protein dalam darah yang menyebabkan reaksi alergi.

Mendadak sakit perut
Pada orang stres, risiko mengalami sakit perut meningkat 3 kali lipat dibandingkan saat rileks. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi sebuah teori menyebutkan bahwa jaringan syaraf di otak dan usus saling terhubung. Ketika syaraf otak bereaksi terhadap stres, syaraf di usus menangkap sinyal yang sama dan memberikan respon tertentu misalnya rasa mulas.
PENYAKIT DI MUSIM HUJAN (3),bahaya malaria dan pencegahannya papua (2),Waspada penyakit di musim hujan (2),dusun pesaren (1),penyakit dimusim hujan (1),penyakit dimusim penghujan (1),penyakit penyakit (1),penyakit-penyakit yang disebabkan oleh air (1),tips sehat di musim hujan (1)

Related posts:

  1. Kenali Penyakit Leptospirosis, Penyakit di Musim Banjir
  2. Awas penyakit “ mengerikan “ yang ditularkan oleh nyamuk dan pencegahannya.
  3. Mengenal Penyakit Malaria, Plasmodium, Gejala, Penularan dan Pencegahannya
  4. Cara efektif dan praktis melawan penyakit flu
  5. Waspadai Peralatan Rumah sebagai Penyebab Penyakit
  6. Mengenal Penyakit Chikungunya, pencegahan dan Pengobatanya
  7. Waspadai diare pada anak, penanganan dan pencegahannya
  8. Waspadai tempat perindukan nyamuk di sekitar rumah
  9. Tahukah anda ? Jalan masuk penyakit ke dalam tubuh kita
  10. 6 Alasan Mengapa Penyakit Demam Berdarah Dengue Menyerang Siapa Saja

Adapun pencegahan penyakit-penyakit dimusim hujan adalah

  1. Kenali gejalanya.
  2. Rajin-rajinlah membersihkan selokan rumah dan lingkungan. Ajak masyarakat sekitar untuk gotong royong.
  3. Minum air matang yang dimasak lebih dari 100 derajat celcius.
  4. Selalu menjaga kebersihan tangan. Disini cara mencuci tangan yang benar.
  5. Menggunakan alas kaki yang baik.
  6. Gunakan sepatu boot tinggi saat berjalan di waktu banjir.
  7. Sediakan obat-obattan di rumah.
  8. Segera konsultasi ke doker anda apabila terdapat gejala yang merisaukan.
  9. Gunakan penolak nyamuk dan kelambu.

Waspadai penyakit-penyakit di musim hujan. Semoga bermanfaat.

penyakit-penyakit di musim hujan. Berikut diantaranya penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai pada saat musim hujan :
  1. Demam berdarah. Pada musim hujan pertumbuhan populasi nyamuk semakin meningkat seiring banyaknya tempat perkembang biakannya. Kenali penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk disini.
  2. Diare. Beberapa kali pengalaman saya Kejadian Luar Biasa Diare terjadi pada musim hujan terutama pada penduduk yang tidak memiliki sarana BAB ( Buang Air Besar ) yang memadai dan sumber air yang kurang baik.
  3. Leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang di bawa oleh tikus ( dikenal sebagai penyakit kencing tikus ). Penyakit ini biasanya timbul ketika banjir.
  4. Flu. Flu biasa nya timbul ketika perubahan cuaca.
  5. Malaria. Ini merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Biasanya juga penyakit malaria ini merupakan penyakit endemis daerah tertentu. Seperti Papua dan Bangka Belitung.
  6. Ngilu pada sendi.
Pernah dengar iklan sabun yang bilang, "Berani kotor itu baik"? Bukan sekadar slogan, ternyata kalimat itu telah dibuktikan kebenarannya oleh sejumlah penelitian tingkat dunia. Berdasarkan sebuah riset yang dilakukan di Kanada, kasus penyakit yang terkait dengan alergi seperti asma, eksim, dan multiple sclerosis mengalami peningkatan akibat penerapan kebersihan yang terlalu berlebihan di negara-negara maju.

Menurut Prof. Guy Delespesse, salah seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Montreal, alergi memang bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti riwayat keluarga, lingkungan hidup yang terpolusi, makanan yang diproses, stres, dan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan pola makan yang tidak benar. Tetapi, kata Delespesse, minimnya paparan terhadap bakteri di lingkungan tempat kita hidup bisa jadi merupakan faktor pemicu alergi yang paling penting.

Pada tahun 1980, 10 persen populasi penduduk Barat mengidap alergi. Tapi sekarnag ini angkanya naik drastis menajdi 30 persen. Selain jumlahnya yang meningkat, tingkat kegawatan kasusnya juga bertambah tinggi," Delespesse mengungkapkan.

Mengapa bisa begitu? Sebabnya, menurut Delespesse, bakteri di dalam sistem pencernaan tubuh manusia berguna mengajarkan bagaimana cara tubuh kita bereaksi terhadap benda asing. "Memelihara kebersihan memang bisa mencegah serangan bakteri berbahaya. Tetapi, sekaligus membatasi diri kita dari paparan terhadap mikroorganisme yang menguntungkan, dan mengurangi "latihan" yang semestinya dilakukan oleh tubuh supaya bisa memerangi penyakit di masa depan," ujarnya.

Sengaja Kotor Biar Kebal
Sebuah studi yang dilakukan di Inggris dan dimuat dalam Journal Nature Medicine beberapa waktu lalu menyatakan bahwa salah satu penyebab sistem imunitas tubuh tidak berkembang dengan baik adalah kurangnya seseorang diperkenalkan dan terpapar oleh kotoran. Prof. Richard Gallo dari University of California, San Diego, juga menyimpulkan bahwa adanya kotoran, bakteri, dan mikroorganisme lain dalam kadar tertentu justru malah menguntungkan bagi kesehatan seseorang.

Uniknya, karena alasan tersebut, saat ini di Amerika dan beberapa negara maju malah berkembang gerakan kembali ke alam dalam arti sebenar-benarnya. Antara lain, tidak antikotor dengan cara memperbanyak kegiatan outdoor, sengaja mengunjungi teman yang sakit supaya tubuh kita bisa membentuk imunitas tubuh melawan penyakit tersebut, makan buah yang langsung dipetik dari pohon, dan lain-lain. Menurut sejumlah ahli, asalkan dilakukan secara hati-hati dan diimbangi dengan pola makan sehat serta olahraga, kebiasaan tersebut memang bisa membuat tubuh kita makin kuat.

Perbanyak Kegiatan Outdoor
Jadi, haruskan berkotor-kotor ria supaya tubuh kita kuat menahan serangan kuman penyakit? Ternyata tidak mesti seekstrem itu juga. Soalnya, menurut para ahli kesehatan, sengaja membuat lingkungan tempat tinggal kita kumuh dan kotor juga bukanlah tindakan yang bijaksana, malahan cenderung gegabah.

"Sama seperti tubuh yang sama sekali tidak pernah terpapar kuman penyakit, tubuh yang sering sakit gara-gara terlalu banyak bersinggungan langsung dengan bakteri dan lain-lain juga tidak menguntungkan bagi kesehatan kita. Kalau terlalu sering sakit, stamina kita akan melemah dan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk menguatkan sistem imunitas," ujar Gallo.

Langkah yang masih terbilang aman namun cukup efektif adalah mengatur ulang "sensor" kita terhadap hal-hal yang biasanya dijauhi karena dianggap kotor. Misal, tak perlu selalu mencuci tangan setiap habis bersalaman dengan orang lain, tetapi cukup dilakukan setelah menyelesaikan "urusan" di kamar mandi atau sebelum makan. Perbanyak pula melakukan olahraga outdoor seperti hiking, bersepeda, jogging, dan sebagainya, ketimbang memilih berolahraga di dalam rumah atau di pusat kebugaran.
Membersihkan kesalahan memang telah tertanam dalam budaya dan keyakinan kita. Namun, bukan berarti kita harus mencuci tangan setiap satu jam sekali setiap hari. Sesuaikan dengan aktivitas agar tubuh Anda membangun sistem proteksi sendiri.

di malam heningtermenung…….dalam rengkuhan nistakian larut makin menusuk mungkinkah kan hentidusta gantikan bijaktuk sesali yang kelabusaat enggan sebut namaMu kini tersudut di pojoktersandar di tembok rapuhharus…harus…harus…walau paksa tuk piliharah hidup yang hakikidalam restu Illahi reres, 300790“Kata-Kata Indah Para Pujangga“

Re